TERIMA PENDAFTARAN UJIAN PAKET C SETARA SMA SMK ALIYA

Kamis, 23 September 2010

PROPILIS BIN MUHSIN

Manfaat Propolis di Bidang Kedokteran

dan Kesehatan

Ditulis ulang dari buku Dasyatnya Propolis untuk Menggempur Penyakit karangan dr. Adji Suranto, SpA penerbit Agromedia.

A. Sejarah Pemanfaatan Propolis

Sebagai produk lebah madu, propolis telah dimanfaatkan oleh manusia sejak zaman purba. Begitu banyak keistimewaan propolis, sehingga banyak masyarakat yang telah menggunakan propolis untuk berbagai kebutuhan hidup, baik untuk kesehatan, pengobatan, maupun pengawetan barang. Berikut berbagai rangkuman informasi tentang propolis.

1. Dalam sebuah literature diketahi bahwa ada seorang tabib berkebangasann Mesir Kuno yang telah menggunakan propolis untuk pengawetan. Baru akhir-akhir ini, penelitian modern menemukan unsur antibiotic dan pengawet dari produk lebah, terutama dari propolis. Hal inilah yang menjelaskan mengapa bangkai tikus bisa awet terbungkus dalam sarang lebah tanpa menimbulkan bau.

2. Bangsa Yunani terkenal merupakan bangsa pertama yang mengembangkan peternakan lebah madu. Terbukti, sekitar 400 SM, di daerah yang bernama Attica, sudah ada peternakan lebah madu dengan 20.000 sarang lebah, dan hingga kini daerah tersebut terkenal dengan produksi madunya. Kemudian diikuti oleh bangsa Romawi yang juga mengembangkan peternakan lebah madu modern dan memperluas pengetahuan tentang manfaat propolis.

3. Hipocrates (460 – 337 SM) yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern, diketahui juga sering mengobati luka lecet dan tukak menggunakan propolis, baik untuk luka di dalam maupun di luar tubuh.

4. Bangsa Yunani juga diketahui menggunakan propolis sebagai bahan utama parfum yang disebut polyanthus. Caranya, propolis dicampurkan dengan olibanum styrax, benzoin, dan tumbuhan aromatik, lalu dibakar perlahan di atas arang hitam hingga menghasilkan wangi yang enak dan beraroma tajam.

5. Pliny, seorang peneliti dan penulis sejarah alam, serta Dioscorides, seorang dokter Romawi, merupakan tokoh yang mencatat tentang propolis dalam lembaran sejarh. Pliny yang pertama kali mengungkapkan bahwa propolis adalah resin yang dipanen oleh lebah pekerja dari pcuk tanaman willow, elm, atau reed. Berbeda halnya dengan Dioscorides, ia meyakini bahwa propolis berasal dari pohon styrax.

Menurut Pliny dalam ensiklopedianya Historia Naturalis, propolis terbagi menjadi tiga jeni sebagai berikut.

§ Commosis, merupakan turunan dari kata kosmetik, digunakan untuk melapis, mengecat, dan mensterilkan sarang.

§ Pissoceros, campuran propolis resin dan lilin yang digunakan sebagai bahan bengunan untuk menambal lubang dan memperkuat sisiran sarang.

§ Propolis, sesuai namanya, merupakan bahan kontruksi untuk jalan masuk yang berliku de dalam sarang lebah atau pelindung kerajaan lebah.

Menurutnya, propolis dapat mengurangi pembengkakan, melunakkan jaringan yang mengeras, mengurangi nyeri, dan menyembuhkan luka. Sementara itu, Dioscorides menulis dalam laporannya bahwa dari abad pertama, orang telah menggunakan berbagai produk lebah madu, termasuk propolis, untuk mengobati berbagai penyakit.

6. Ibnu Sina, seorang dokter berkebangsan Arab, dalam bukunya yang terkenal berjudul The Canon of Medicine pernah menulis bahwa ada jenis lilin hitam yang memiliki ciri dan dapat meluruhkan sumbatan, mengatasi bahaya, dan juga memiliki efek membersihkan. Lilin hitam tersebut diperkirakan merupakan propolis.

7. Penggunaan propolis untuk pengobatan juga dikenal oleh suku Inca. Mereka menggunakan propolis untuk mengobati pembengkakan dan peradangan dengan cara dioleskan.

8. Lebih dari seratus tahun lalu, propolis yang dicampur lemak angsa dapat digunakan untuk mengatasi fisura dan luka pada kaki kuda atau sapi.

9. Salep paduan propolis dengan vaselin juga telah digunakan untuk mengobati tentara yang menderita luka pada saat terjadinya perang Anglo Boer lebih dai satu abad yang lalu.

10. Keguanaan propolis tidak hanya di dunia kesehatan, tetapi juga hingga dunia alat musik. Antonius Stradivarius (1644 – 1737), seorang pembuat biola terkenal, menggunakan propolis yang dipanen dari sarang lebah madu di daerah Cremona, Ilalia, untuk memoles permukaan biolanya (varnish).

Selama hidupnya, Stradivarius telah membuat 1.116 instrumen bersenar, teruatama biola bersuara melankolis yang amat bernilai harganya. Teknik yang sama juga dilakukan oleh Guarnieri sejak tahun 1750. Pada polesan biola buatan Guarnieri, ditemukan pollen lebah, rambut lebah, dan sedikit propolis. Hingga saat ini, industry alat musik bersenar masih menggunakan propolis sebagai campuran varnish.

11. Pada abad-abad lalu, propolis yang dicampur alcohol jug digunakan untuk mengawetkan indahnya sinar emas, mengilapkan patung, pahatan, serta ornament dinding dan kayu. Propolis yang dilarutkan dalam terpenting atau alcohol sering juga ditambahkan untuk membentuk kerajinan propolis juga menjadikannya lebih indah.

12. Di beberapa daerah terpencil, propolis masih sering di gunakan untuk memberi warna gelap (tanning).

13. Sejak zaman dahulu, di Rusia, telah dikenal propolis vanogen, yaitu propolis yang dicampur dengan vaselin. Propolis vanogen digunakan untuk mengobati luka pasien pasca-operasi. Pada perang dunia kedua, dokter-dokter Rusia memakai salep propolis untuk mengobati luka. Pada tahun 1947, efek antimikroba propolis diteliti paa binatang. Hasilnya sangat menakjubkan, sehingga propolis dikenal sebagai antibiotik Rusia.

Hinga kini, penelitan mengenai propolis masih terus dikembangkan. Kebanyakan penelitian membahas empat potensi propolis, yaitu sebagai antibiotik, antitumor, antioksidan, dan anti-inflamasi (antiradang). PubMed, yang merupakan situs perpustakan on line terbesar di dunia mencatat 10 – 20 penelitian tentang propolis sejak 25 tahun yang lalu dan meningkat pesat pada akhir-akhir tahun ini.

Pada tahun 2005, publikasi tentang propolis hampir setengahnya masih berupa uji binatang, sebagian lagi menggunakan kultur jaringa dan sel, dan bar beberapa yang meneliti manfaat propolis pada manusia.

Tabel 2. Manfaat Propolis di Bidang Kesehatan dan Kedokteran

No

Manfaat

Definisi

1

Antibodi

Zat penunjang kekebalan atau daya tahan tubuh berupa immunoglobulin dengan urutan asa amino spesifik, hanya bereaksi dengan antigen yang merangsang pemebentukannya atau antigen yang mirip

2

Antioksidan

Zat antioksidasi, zat sintentik, atau alami yang ditambahkan pada makanan, karet, cat, atau atau minyak nabati untuk mencegah terjadinya oksidasi oleh oksigen.

3

Antispasme

Pencegah keja otot

4

Antikoagulan

Pencegah pembekuan darah

5

Antibakteri

Sifat membunuh bakteri

6

Antiklavus

Penghambat penebalan kulit akibat kutil (mata ikan)

7

Antifungal

Antijamur

8

Antiinflamansi

Pencegah radang, seperti panas, bengkak, merah, nyeri, dan gangguan fungsi akibat reaksi tubuh terhadap jasad renik, zat asing, atau trauma.

9

Antikanker

Antikanker

10

Analgetik

Pereda rasa nyeri

11

Antihepatotoksik

Komponen asam quinat dikafeoil, suatu campuran larut air diduga memiliki efek melindungi hati.

12

Antivirus

Pencegah perkembangan virus

13

Antiseptic

Pencegah pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme

14

Antidiabetik

Zat yang bersifat menurunkan kadar gula darah

15

Antitumor

Pencegahan tumbuh kembang tumor

16

Anti-alegi

Memiliki efek anti-alegi dan anti-alegi no spesifik karena aktivitas histaminopeksia oleh komponen quercetine

17

Emolien

Pelembut, dapat melembutkan kulit atau selaput lender

18

Anesthesia

Penghilang modalitas rasa suatu daerah dalamtubuh, terutama nyeri dan kesadaran

19

Anti-infeksi, disinfektan

Penghambat masuk dan berkembangnya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh yang mengakibatkan radang

20

Imunomodulator

Zat yang mampu memodifikasi atau memengaruhi fungsi sistem imunitas tubuh.

Peran imunomodulator terbagi dua, yaitu sebagai imunosupreson atau sebagai imunostimulan, yaitu menstimulasi sistem daya tahan tubuh.

Sejumlah khasiat yang disajikan pada table di atas merupakan hasil laporan yang sudah dibuktikan melalui bebrapa penelitian dan studi kasus sebagai berikut.

1. Pada tahun 1958, pada kongres perlebahan internasional, Feuereisl dkk. Dari Rusia, melaporkan efektivitas propolis terhadap kuman tuberculosis. Pada permulaan abad ke 20, tuberculosis memang menjadi salah satu masalah utama di negara tersebut.

2. Pada tahun 1960, peneliti dari Prancis, mendemonstrasikan efek bakteriostatik propolis terhadap Bacillus subtilis, Proteus vulgaris, dan Bacillus alvei. Namun, efeknya kurang bermakna pada Salmonella dan E. coli. Empat tahun kemudian, flavonoid berbentuk galangin dan pinocembrin telah dibuktikan memiliki efek antibacterial yang terkuat.

3. Tahun 1973, dilakukan uji efektivitas antibiotic propolis melawan Stafilokokus aureus dan E. coli. Hasilnya cukup menakjubkan. Propolis ternyata dapat meningkatkan efek bateriostatik sebanyak 10 – 100 kali lebih baik. Sebenarnya, pembuktian tentang peran antibiotika propolis sudah dimulai sebelum tahun 1973 di Rusia.

4. Agaard, seorang dokter yang dihormati di Eropa telah menggunakan propolis pada 50.000 orang di seluruh skandinavia, termasuk pasien-pasien pribadina. Agaard menyimulkan, propolis memiliki efek antibiotika yang disertai efek meregulasi hormone dan menstimulasi daya tahan tubuh. Menurutnya, propolis dapat digunakan oleh orang sehata atau sakit, dan untuk mencegah atau mengobati penyakit.

5. Pada tes kultur resistensi, dibuktikan bahwa ekstrak propolis secara signifikan mampu mencegah pertumbuhan bakteri klebsiella penumoniae, E. coli, Staphylococcus, Clostridium, Corynebacterium diptherie, dan Streptokokus. Penggunaan propolis sebagai salep antibiotic untuk sehari-hari dapat menghindari penggunaan antibiotic secara berlebihan.

Di rumah sakit di negara barat pada masa lalu, ketika antibiotic belum banyak digunakan dan lebah madu banyak diternakkan, mereka menggunakan sabun, obat kumur, dan cairan pembersih sinus untuk pasien sinusitis dari propolis, juga minum kapsul propolis. Seringkali luka operasi menjadi sulit sembuh karena tumbuh suburnya bakteri di kulit. Akibatnya, infeksi akibat kuman semakin meningkat, terutama pada pasien yang telah dioperasi. Penggunaan salep propolis dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur yang berbahaya, juga menstimulasi proses penyembuhan.

Terapi Pencegahan Penyakit dengan Propolis

Selain penyakit berat, ternyata propolis juga terbukti ampuh untuk mengatasi penyakit yang sering kita idap sehari-hari. Dengan racikan dan campuran bahan tertentu, propolis mampu menyembuhkan penyakit tanpa perlu kita datang ke rumah sakit. Berikut ini beberapa jenis penyakit, baik yang berat maupun ringan, yang dapat disembuhkan dengan mangonsumsi propolis.

Tabel 3. Daftar Penyakit yang Dapat Diobati dengan Propolis

No

Sistem Organ

Nama Penyakit

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Susunan sistem syarat

Saluran pernapasan

Gigi dan mulut

Saluran pencernaan

Ginjal dan saluran kemih

Kulit

Jantung dan pembuluh darah

Tulang dan otot

Mata

Telinga Hidung Tenggorokan (THT)

Darah

Hati

Reproduksi

Penyakit sistematik

Penyakit endokrin

Penyakit infeksi

Depresi dan insomnia

Bronchitis, asma, radang tenggorokan, influenza, flu burung, pneumonia kronis non spesifik, kanker tenggorokan dan hidung.

Karies gigi, radang gusi, dan plak gigi.

Diverticulitis, maag (gastritis), tukak lambung, dan colitis atau radang usus besar.

Infeksi saluran kemih.

Luka bakar, jerawat, kutil, eksem, herpes, neurodematitis, ulkus dekubitus, mycosis (atherosclerosis), ulkus dekubitus, mycosis (infeksi jamur), psoriasis, dan cacar air (varisela).

Penyakit jantung koroner, arteriosklerosis (atherosclerosis), hipertensi, dan radang sendi

Regerasi tulang

Katarak, infeksi mata, iritasi, danlka di sekitar area mata.

Infeksi telinga

Anemia.

Hepatitis virus.

Keputihan, endome triosis, dan radang prostat.

TB, kanker, dan HIV

Diabetes mellitus

Penyakit infeksi virus, penyakit infeksi bakteri, dan penyakit infeksi jamur

Testimoni dan Fakta Tentang Manfaat Propolis

A. Epilepsi

Tn. A, 30 tahun, menderita epilepsi sejak usia 14 tahun. Meskipun sudah berpindah-pindah rumah sakit dan berganti-ganti dokter, epilepsinya tetap sering tumbuh, terutama jika sedang stress dan banyak pikiran.

Umumnya, dokter hanya memberikan beberapa obat, seperti tablet karbamazepine yang harus diminum hingga tujuh tablet sehari. Pangobatan ini hampir membuat pasien putus asa karena epilepsi tetap saja kambuh, belum lagi efek samping obat yang cukup mengganggunya. Setahun yang lalu, seorang saudaranya memperkenalkan kapsul propolis kepadanya. Ia pun tertarik untuk mencobanya. Akhirnya, ia pun mengonsumsi propolis tiga kapsul sehari. Namun, obat dari dokter tetap dikonsumsi. Sejak saat itu, epilepsinya sangat jarang kambuh.

Biasanya, serangan terjadi setiap bulan, bahkan lebih, disertai pusing yang amat sangat. Saat ini, hanya pusing yang dirasakan, tetapi setidaknya ia tidak pernah harus malu di depan umum karena sudah jarang sekali mengalami serangan epilepsy. Ia juga bisa bekerja dengan tenang. Dosis obat dari dokter saat ini sdah berkurang, dan bila kondisinya tetap makin membaik, dokter akan mengurangi dosis obatnya.

B. Penyakit Jantung Koroner

Tn EB, 64 tahun, telah lima tahun menderita penyakit jantung koroner. Akhir-akhir ini, aktivitas fisiknya semakin menurun dan kondisi tubuhnya semakin lemah, sehingga pasien pun hanya bisa berbaring. Dokter yang menanganinya menganjurkan operasi by pass jantung untuk mengatasi penyakit yang telah lama dideritanya.

Namun, karena alasan biaya, pasien belum bersedia menajalani operasi. Singkat cerita, ia lalu mencoba pengobatan alternative dengan minum propolis. Tiga kapsul propolis diminumya dalam sehari. Namun, obat-obatan dari dokter tetap diminum, dengan jarak waktu satu jam setelah mengonsumsi propolis.

Disekitas nya. Keluhan nyaeri dada juga sudah mulai berkurang. Satu bulan kemudian, pasien sudah bisa jalan sehat pagi hari di sekitar rumah.

C. Tumor Kandungan

Ibu RT, 48 tahun. Perempuan asal Kudus ini sering merasakan sakit dibagian perut dan pernah tidak bisa buang air kecil selama empat hari. Merasa hanya sakit biasa, ia pun tidak mengindahkan rasa sakitnya tersebut.

Namun, semakin lama, rasa sakit di perut itu semakin manjadi. Perutnya pun semakin lama semakin membesar, seperti orang hamil. Akhirnya, ia pun pergi berobat ke dokter kandungan.

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, ternyata ia didiagnosis menderita tumor kandungan. Dokter kemudain menganjurkannya untuk ooperasi pengangkatan tumor. Karena takut operasi dan masalah financial, ia lalu mencoba pengobatan alternatif non operatif lainnya.

Atas saran seorang familinya, akhirnya ia mengonsumsi ekstrak propolis kapsul, dengan dosis 4 x 500 mg, setiap hari, selama tiga minggu. Satu bulan kemudian, ia pergi ke dokter kandungan kembali. Setelah dilakukan evaluasi, ternyata tumornya mengecil dari ukuran semula.

D. Infeksi Saluran Kemih

Tn. IR, 27 tahun, menderita batu kandungan kemih dan infeksi salurn kemih berulang yang seringkali resisten (kebal) terhadap pengobatan dengan antibiotic. Karena pasien belum siap untuk menjalani operasi pengangkatan batu, ia lalu mencoba minum propolis ekstrak cair. Setelah minum propolis dosis 3 x 350 mg selama dua minggu, ia merasakan keluhan sakit brkurang dan infeksi saluran kemihnya sembuh.

E. Infeksi Jamur Kulit (Candidiasis)

Tuan AS, 45 tahun, selama dua tahun menderita infeksi jamur pada kulit (Candidiasis kutis), di daerah lipat paha dan di sela jari kaki. Penyakit ini sangat mengganggu karena menimbulkan rasa gatal dan bau tidak sedap. Ia sudah mencoba obat oral dank rim antijamur. Namun, penyakitnya tidak juga membaik. Setelah minum ekstrak propolis kapsul dengan dosis 3 x 500 mg per hari selama dua minggu, infeksi jamurnya perlahan menghilang dan mongering dengan sendirinya.

F. Radang Usus Buntu (Appendicitis Kronis)

Tuan AM, 38 tahun, sudah tiga tahun menderita sakit perut berulang di sebelah kanan bawah. Setelah diperiksa oleh dokter dan menjalani pemeriksaan laboratorium dan radiologis, pasien didiagnosis menderita radang usus buntu kronis. Karena takut menjalani operasi, ia pun mencari alternative pengobatan menggunakan propolis. Setelah minum ekstrak propolis kapsul dengan dosis 4 x 500 mg selama dua minggu, keluhan sakit perutnya pun hilang.

G. Radang Gusi dan Infeksi Akar Gigi

Nona DY, 24 tahun, menderita radang gusi dan infeksi akar gigi, sehingga menimbulkan bengkak, rasa nyeri, dan bau mulut. Ia lalu mengkonsumsi propolis ekstrak kapsul atas saran seorang dokter. Setiap pagi dan malam, ia berkumur dengan obat kumur selama dua minggu. Selain itu, ia juga mengkonsumsi propolis ekstrak bubuk 3 x 500 mg selama 10 hari. Hasilnya, radang gusi sembuh dan infeksi akar gigi membaik.

H. Sinusitis

Tn D, 28 tahun, sejak tiga tahun yang lalu menderita sinusitis. Setiap hari, ia merasa terganggu karena keluarnya lender kental dari rongga mulut. Teman sekantornya pun sering melihatnya membuang ludah. Walau sudah berobat ke dokter, penyakitnya sering kambuh kembali. Akhirnya, suatu saat ia mencoba propolis yang dibelinya di sebuah toko obat. Ia lalu mengonsumsi propolis ekstrak kapsul dengan dosis 3 x 500 mg selam dua minggu. Hasilnya, keluhan sinusitisnya menghilang dan ia pun dapat bekerja kembali dengan normal tanpa terganggu. Saat ini, untuk pencegahan kambuhan, ia meminum propolis ekstrak kapsul 2 x 1 setiap hari.

Daftar Pustaka

A. Buku dan Artikel

Bankova, V., “Recent trends and important developments in propolis research”, EVid, Based Complement, Altern, Med, 2:29-32, 2005

Botushanov Pl, Grigorov Gi, Aleksandrov, GA, “A clinical study of a silicate toothpaste with extract from propolis”, Folia Med (Plovdiv), 2001;43(1-2):28-30

Bratter, C, Tregel, M, Liebenthal, C, Volk, HD, “Prophylactic effectiveness of propolis fo immunostimulation: a clinical pilot study”, Forsch Komplementarmed, 1999 Oct;6(5):256-60

Brown, R, Bee Hive Product Bible, Avery Publishing Group, USA, 1993

Cardile, V, Panico, A. Gentile B, Borreli F, Russo A, Life Sciences, 2003; 73(8):102735

Fearnley, J,Bee propolis, Natural Healing from the Hive, Souvenir Press, London, 2001

Gregory, SR, Piccolo, MT, Piccolo, MS, Heggers, JP, “Comparison of propolis skin cream to silver sulfadiazine: a naturaopathic alternative to antibiotics in treatment of minor burns”, J altern Complement Med. 2002 Feb; 8(1): 77-83

Health information, “Bee Propolis May Improve Fertility in Women with Endometriosis”, Bastyr Center for Natural Health. Diunduh dari http://bastyrcenter.org/content/view/623/

Hostuner, M, Gurel, A Babuccu, O, Armutcu, F, kargi, E, Isikdemir, A, “The effect of CAPE on lipid peroxidation and nitrit oxide levels in the plasma of rats following thermal injury”, Burns. 2004. Mar;30(2):121 – 5

Huleilel, M, “Effect of propolis extract on malignant cell transformation by moloney murine sarcoma virus. The present and future of propolis”. Kumpulan artikel yang dipresentasikan pada 1st Word Propolis Science Forum WPSF, Korea, 2007

Huleihel, M, Ishano, V, “Antiherpes simplex virus effect of an aqueous extract of propolis”, The Israel Madical Association Journal 2002;4(11 Suppl):923-7

------------------------, “Effect of propolis extract on malignant cell transformation by moloney murine sarcoma virus”, Archives of Virology:146(8):1517-1526

Khismatullina N, Apitherapy:Guidelines for more effective use, Mobile, Ltd. Rusia, 2005

Martins, RS, Pereira, ES, Lima SM, Senna, MI, Mesquita, RA, Santos VR, “Antifungal activity of propolis on various candida”, Journal of Venomous animals and Toxins 2001:7(1)

Maruyama H, Sumitou Y, Sakamoto T, Araki, Y. Hara, “Anti hypertensive effects of flavonoids isolated from Brazilian green propolis in spontaneously hypertensive arat”, Biol, Pharm Bull, 2009 Jul 32(7): 1244-50

Salatino, A, Teixeira, EW, Negri G, Message, D “Evid Based Complement”, Altrn, Med 2005 2:33-38

Salomao, K. Roberto, P Compos, CL, Borba CM, Cabello, PH, Mecucci MC, de Castro. SL, “Brazilian Propolis: Correlation Between Chemical Composition and antimicrobial Activity”, eCAM 2007;p1-8

Silva, BB, Rosalen, PL, Cury, JA, Ikegaki, M Souza, VC, Esteves, A, Alencar SM, “Chemical Composition and Botanical Origin of Red Propolis, a New Type of Brazilian Prololis”, ECAM 2007. P1-4

Characteristics of propolis

Suranto, A, Khasiat dan manfaat Madu Herbal, Jakarta: PT Agro Media Pustaka, 2008

----------------, Terapi Madu, Jakarta: PT Penebar Plus, 2008

Teixeira, Message, D, Negri, G, Salatino, A, Stringheta, PC. Seasonal Variation, “Chemical Composition and Antioxidant Activity of Brazillian Propolis samples”, Evid, Based Complement. Altern. Med. 2008: 1-9

Trusheva, B, Popova M, Bankova, V, Simova, S, Marcucci, MC, Miorin, PL, Pasin, FR, Tsvetkova, I, “Bioactive Constituents of Brazilian Red Propolis”, Evid. Based complement. Atren. Med. 3:249-254, 2006

B. Internet

http://www.altmd.com/Articles/Propolis-Herbal-Remedies

http://www.beepropolis.info

http://www.convertunits.com/from/kg/to/lb

http://www.ehow.com/how_2330233_use-bee-propolis-improve-health.html.

http://en.wikipedia.org/wiki/Honey_bee

http://www.honeybee-propolis.com/bee-propolis-use-and -dosage/

http://hubpages.com/hub/Forever-Bee-Propolis

http://hubpages.com/hub/Medical-Properties-of-Bee-Propolis

http://www.sci.fi/apither//medbase/infe-prop.html

http://www.tootoo.com/d-rp15001725-Propolis_liquid_40_Non_ Alcoholic/

http://www.wellness.com

http://world-of-honey.com/bee-products/bee-propolis/


Referensi utama My Healthy Life Trio Herbal; Jakarta: Trubus Swadaya, 2010.paket TRIO HERBAL Bin Muhsin Bisa dibeli secara online di www.binmuhsingroup.com atau HUBUNGI :HP: 085227044550 Tlp: 021-91913103 SMS ONLY: 081213143797@MyYM @MyFacebook @MyTwitter @MyYuwie @MyFriendster binmuhsin_group@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERAPI AN-NUR DETOX HERBAL SEMBUH DAN SEHAT TANPA OBAT

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template