===
Mengandung Zat Imunomodulator dan Aman Untuk Segala Usia
Berangkat dari keyakinan adanya hadits nabi yg menyebutkan bahwa Habbatussauda (Nigella sativa) merupakan obat segala penyakit kecuali kematian. Maka dr. Insan Agung Nugroho tertarik untuk menggeluti pengobatan herbal. Utamanya adalah dengan memanfaatkan habbatussauda. Seperti apa?
VENNY MAYA D, Jogja
---
Sebagai seorang terapist yang harus bersikap terbuka menerima apapun yang dapat bermanfaat bagi kesehatan, Insan merasa bahwa seorang dokterpun juga boleh mengobati pasiennya dengan menggunakan obat-obat herbal. "Yang penting asalkan tentu saja tidak bertentangan dengan akal dan syariat. Apalagi habbatussauda memiliki banyak khasiat," ujar Konsultan Medis PT. Habbatussauda Internasional dr. Insan Agung Nugroho kemarin (18/9).
Habbatussauda sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya biji hitam. Sedangkan di Indonesia dikenal dengan nama jinten hitam. Bahasa latinnya Nigella sativa (NS) dan bahasa Inggrisnya adalah black seed. "Di banyak negara memang bisa tumbuh habbatussauda. Namun tidak semuanya menghasilkan biji yg baik. Yang terbaik saat ini dihasilkan di Mesir," kata Insan. Habbatussauda mempunyai khasiat yang sangat banyak. Dalam satu tulisan yang diterbitkan di Pakistan Journal of Biological Sciences tahun 2004, berjudul : A Review of Medicinal Uses and Pharmacological Activities of Nigella sativa, disebutkan NS memiliki efek Hypoglikemik yg baik buat penderita diabetes. Bahkan bisa pula sebagai efek anti kanker, efek pada sistem syaraf pusat, efek antimikroba (antibiotika), efek antiinflamasi (antiradang), efek pada sistem pencernaan, sistem pernafasan dan sistem genitourinary. Termasuk di dalamnya efek imunomodulator dan antioksidan.
Demikian pula untuk menangkal virus flu babi masuk ke dalam tubuh. Dikatakan Insan, Habbatussauda telah melalui banyak riset yg membuktikan bahwa di dalamnya mengandung zat imunomodulator. Dimana fungsinya adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh dari serangan mikroorganisme ataupun benda asing dari luar tubuh yang hendak menyerang.
Sebenarnya, efektifitas habbatussauda sebagai antivirus sudah banyak dipublikasikan di jurnal-jurnal farmakologi. Namun untuk kasus flu babi, belum banyak riset dilakukan, mengingat kasus ini baru. "Penggunaan habbatussauda pada kasus flu babi lebih kepada analogi penggunaan pada jenis virus lain, dimana dengan mengkonsumsi habbatussauda, maka dapat memacu tubuh untuk memproduksi sel-sel yang dibutuhkan. Sehingga itu akan membantu untuk menghalau virus yang hendak menginfeksi tubuh manusia," jelas pria kelahiran Karanganyar 27 Juli 1974 ini.
Dijelaskan Insan, pada prinsipnya semua penyakit infeksi dapat ditangani dengan 2 jalan. Yang pertamaadalah memasukkan zat yg membunuh mikroba penyebab infeksi dan yang kedua adalah meningkatkan kemampuan tubuh menghalau sendiri mikroba dari tubuhnya. "Nah, untuk Habbatussauda lebih pada peran kedua. Sehingga untuk kasus flu apapun bisa dipakai. Bahkan untuk flu burung sekalipun. Jadi memang fungsinya lebih banyak kepada peran pencegahan," paparnya. Kendati demikian, Insan mengungkapkan bahwa dengan riset lebih lanjut, maka bahan ini nantinya bisa dipakai sebagai antivirus itu sendiri. Untuk mengobati, jenis obat kimia seperti Tamiflu atau Relenza memang dianggap masih efektif. Walaupun sudah dilaporkan adanya resistensi.
Memang riset secara ilmiah dan khusus yang mengkaji kaitannya langsung dgn flu babi masih dalam proses, mengingat kasus ini baru. Namun menganalogikan sistem kerja habbatussauda berkaitan dgn effektifitasnya sbg antivirus, bahan ini bisa menjadi alternatif yang baik dan masuk akal.
"Selama ini pihak medis hanya menyarankan agar melindungi diri dengan bahan yang menguatkan imunitas, salah satunya adalah habbatussauda. Alternatif lainnya adalah dengan vitamin c sebagai antioksidan dan juga konsumsi makanan yang bergizi guna memperkuat pertahanan tubuh," terangnya.
Untuk pemanfaatannya bisa dengan mengkonsumsi langsung bijinya, yang biasanya sudah terkemas dalam bentuk kapsul. Atau bisa juga dalam bentuk minyak.
Tak heran bila kemudian Habbatusauda aman dikonsumsi siapa saja. Baik anak-anak maupun orang tua. Dosis keamanannya cukup lebar. Bahkan dalam satu penelitian tentangg toksisitasnya, masih aman dikonsumsi dalam dosis 25 gram per Kg Berat Badan. "Ini angka yang sangat tinggi untuk satu keamanan satu dosis bahan herbal," tambahnya. (cw2)
Radar Yogya
[ Sabtu, 19 September 2009 ]
Sumber: http://jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=115748
Tidak ada komentar:
Posting Komentar